Penyuka Bintang

Senin, 24 Desember 2012

My Holiday Adventure With Indosat




 “selamat Tim Bintang Terang  terpilih menjadi finalis HAWI. Cek email”, ucap salah satu penyiar radio Erks.

Mendengar kata-kata itu aku seperti ketiban kelapa yang jatuh bertubi-tubi. Bersama partnerku Putri bersyukur dan bahagia yang tak terkira. Bayangkan saja kurang lebih dari  500 TIM yang mengikuti HAWI di audisi 6 kota, Bintang Terang terpilih.
Katanya sebuah nama akan membawa berkah. Tim ini  dinamankan Bintang Terang, sebab arti dari bintang terang ini adalah keberuntungan. Berharap kita serba beruntung. Well, benar saja semua serba beruntung.

Liburan dan berpetualang  10 hari  gratis ke 6 kota sekaligus merebutkan uang 30 juta itu tak terbayangkan olehku apalagi  semuanya terfasilitasi dari mulai cek kesehatan, penginapan di Hotel, liburan, belajar mengenali budaya Jawa Barat  sekaligus berpetualangan di sertai bertemu finalis dari berbagai kota. Uniknya banyak game yang menantang yang membuat kita harus memutar otak, kreatif, cerdas dan memainkan trik, sebab di HAWI (Holiday Adventure With Indosat) ini kita harus melewati clue-clue yang mengantarkan kita ke kota selanjutnya.
*          *          *
Malam sebelum di mulai kita gathering bersama finalis lainnya. Di Hotel Agusta malam begitu sahdu, suara kolam yang mengalir bening, angin sepoi-sepoi menyahut. Panitia menyanyikan lagu “Sik asyik” yang dipopulerkan Ayu Tinting dan Dion Idol. Membuat lagu menjadi ost selama perjalanan. Menatapi mata finalis dan panitia terpancar keceriaan.

Semua finalis bagiku bukan sembarangan, sebab dari berbagai profesi tercampur aduk untuk liburan sekaligus berkompetesi meraih 30 juta. Dari mulai pelajar, mahasiswa, karyawan swasta, penyiar bahkan pendidik. Hal ini membuktikan bahwa semua orang bisa menjadi peserta HAWI. Dulunya ku kira iklan di Televisi, koran serta baligo itu hanya pajangan alias bohongan belaka tapi nyatanya HAWI benar-benar ada.

HAWI I’m Coming.
Liburan dan tantangan di mulai

Rute pertama dimulai di Sukabumi. Semua para finalis berbondong-bondong lari ke pantai untuk mendapatkan clue. Disebabkan  sepatuku kedodoran maka pasir-pasir masuk kedalam sepatuku. Rasanya tidak nyaman  alhasil...Brukk! jatuh. Lalu aku dan Putri memikirkan cara akhirnya kita saling tuker sepatu.
Hal yang paling unik dari awal perjalanan adalah setelah mendapat clue yang menghantarkan ke Pasar Ikan. Ide tiba-tiba menyangkut untuk naik ojeg. Saat itu ojeg masih terbatas.
Lalu kupanggil ojeg itu,”Mang ojeg..ojeegg..ojegg...ojeggggggg”, dengan laga Tarzan yang sedang meraum. Akhirnya ojeg itu nyahut juga.

Dani (PIC) memanggil-manggil dan berkata dengan polos. “Terus aku naik apa?”.
Kita hanya menatap dan tertawa. Ini adalah dosa terbesar yang masih dikenang meninggalkan PIC seorang diri, he.
Di Sukabumi terkenal dengan sejuta alam dan pemandangannya. Selama petualangan kita menjelajahi di kota ini sekaligus belajar di mulai dengan  belajar cara membuat ikan asin, bermain membaca petunjuk yang berupa clue, bersenang-senang denga air di Tanakita Tubing, sambil mengikuti tantangan yang mengasyikan.

Tubing dengan jarak kurang lebih 7 Km mengarungi deras sungai adalah petualangan yang tak bisa dilupakan. Apalagi setelah sampai di Bumi Perkemahan Takanita kita harus memindahkan 5 tikus yang baru lahir, merah. Wow... tak terbayangkan bagaimana ekor tikus itu menggeliat dalam tanganku.
Di Bumi Perkemahan Takanita itu seperti berada di Hotel berbintang 5. Kita di jamu dengan sangat spesial dan kuliner yang mantap.

Eliminasi
Hal yang paling menegangkan sekaligus sedih adalah saat babak pengeliminasian. Dikatakan menegangkan sebab takut TIM  Bintang Terang tereliminasi padahal kita masih ingin menikmati liburan dan dikatakan sedih sebab dengan eliminasi kita kehilangan salah satu tim. Saat itu TIM Bintang Terang berada dalam posisi tiga terbawah dan tidak aman.
Aku sangat suka cara MC membawakan babak eliminasi rasanya aku serasa seperti peserta  Idol, IMB, Penghuni Terakhir. Jadi saat itu aku merasa seperti berada di telivisi hihi.

Banyak hal tantangan selain memindahkan tikus. Hal yang paling menakutkan dan geli adalah saat mencari ikan di kolam yang sedikit berlumpur dan harus memindahkan ikan itu ke petani. O..My Gad. .. Jujur aku ini takut sama ikan, takut sisiknya, takut siripnya.
Ternyata bukan aku saja yang takut sama ikan tetapi Putri juga. Di sana kita saling menjerit-jerit. Sehingga warga dan panitia banyak yang tertawa terpingkal-pingkal  oleh ulah kita. Tetapi kita tidak boleh menyerah dalah hal ini. Akhirnya kita melawan tantangan itu. Dan akhirnya kita berhasil. Teriak dan sorak dari wargapun meramaikan.

Aku juga sangat senang saat jalan-jalan ke Gunung Padang. Bayangkan untuk ke sana kita harus menyewa ojeg dengan merogoh kocek Rp. 70.000,-. Karena ini petualangan sekaligus kompetisi terkadang kita panik ingin cepat sampai tujuan. Sampai tukang ojeg juga ikut berpetualang. Seumuran baru kali ini di jalanan yang terjal di pegunungan kebut-kebutan dengan kecepatan 120 km/h.

Clue ke clue menghantarkan kita ke kota selanjutnya. Semua kota memiliki keunikan dan tantangan yang sangat mengasyikan. Misalnya di kab. Sumedang kita harus naik gunung dengan sepeda yang jaraknya lumayan  saat itu aku memakai sepeda kumbang. Berkuda di Ciwidey.  Menjelajahi Purwakarta dengan Jati luhurnya. Di Bandung dengan   Gedung Sate, Asia Afrika dan kuliner Punclutnya. Cirebon terkenal dengan museum serta kulinernya. Dan Tasikmalaya dengan deburan ombak Pangandaran, Garut dengan perkebunan teh.

Kuliner, museum, jalan-jalan, mengenal adat dan budaya disertai tantangan yang menarik adalah salah satu ciri khas HAWI ini. Selain itu kita diajarkan untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa para pahlawan dengan cara mengunjungi makam para pahlawan.

Banyak hal yang tak dapat diceritakan. Bagiku perjalanan selama 10 hari sangat seru. Terlebih kita menjadi juara ke-3 dengan perayaan yang cukup meriah.
Dalam liburan bersama HAWI ini banyak kenangan, pengalaman, serta pelajaran yang sangat berharga. Antara lain hal yang tak bisa dibeli dengan apapun adalah waktu. Dan waktu yang berharga selama 10 hari itu adalah bisa liburan bersama mereka. Terimakasih Indosat yang sudah mengadakan acara unik ini. Semoga sukses selalu.

(Yunita Indriani/Bintang Terang/BSM)

Cinta



Sakitnya menusuki jantung ini
Melawan cinta yang ada di hati
Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil 
Beberapa baris lirik Maudya

Malam, 20:27 24122012

Rintik gerimis, jatuh sederhana. Angin meriuh. Saat ini saya sedang menulis kata cinta.
Masalalu saya yang sudah lama 2 tahunnya saya tunggu kedatangannya, berkata "Aku yakin kamu akan mendapatkan yang lebih baik dari saya"

Dia berkata, mengapa saya belum mendapatkan seseorang pengganti darinya.
jawab sederhana, "Mungkin belum waktunya. Suatu saat semuanya akan berjalan. Tak perlu kita menginginkan. Biarkanlah berjalan dengan sendirinya. Tentang kesendirianku, biarkanlah aku, waktu yang membukanya"

Cinta.
Cinta itu sangat sederhana. Tuhan memberikan kita sebuah cinta.
Cinta jatuh pada siapapun tak memandang ras, suku, martabat, kasta, juga umur.

Hingga waktu tiba, cinta itu akan kembali pada sang waktu